Gaya Belajar Visual ( Analisa Jurnal)

bab i
pendahuluan



Gaya belajar
Setiap anak yang dilahirkan memiliki karakteristik kemampuan otak yang berbeda-beda dalam menyerap, mengolah, dan menyampaikan informasi. Belajar merupakan aktivitas mental yang melibatkan kemampuan otak dalam menyerap, mengolah, dan menyampaikan informasi. Tentu saja bahwa belajar bukanlah hanya kegiatan menghafal saja. Banyak hal yang akan hilang (bersifat tidak permanen) dalam beberapa jam. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, peserta didik harus mengolah informasi tersebut dan memahaminya (ariesta, 2014). 
Banyak referensi yang menyatakan bahwa kita memiliki otak dengan karakteristik unik antara otak kiri dan otak kanan manusia. Otak kanan memiliki karakteristik Long term memory sedangkan belahan otak kiri tergolong dalam Sort term memory. Di dalam bukunya yang berjudul Revolusi Belajar untuk Anak, Bob Samples (2002) mengungkapkan gagasan terkait:
a.      fungsi otak-pikiran sebagai sistem terbuka;
b.     modalitas, kecerdasan, gaya belajar, dan kreativitas dalam belajar, serta cara-cara pengembangannya;
c.      pemanfaatan musik, suara, relaksasi, gambar, humor, dan mimpi untuk membangun suasana bermain dan belajar secara efektif serta mengasyikkan dengan anak-anak, tanpa mengurangi hakikat pembelajaran;
d.     aktivitas, kiat, dan saran yang mudah dilakukan untuk mengembangkan kemampuan belajar dan mengakses informasi melalui seluruh modalitas belajar yang kita miliki.
Salah satu karakteristik belajar yang berkaitan dengan menyerap, mengolah, dan menyampaikan informasi tersebut adalah gaya belajar peserta didik. Gaya belajar merupakan modalitas belajar yang sangat penting. Sebagian peserta didik  bisa belajar dengan sangat baik hanya dengan cara melihat orang lain melakukannya. Mereka menyukai cara penyajian informasi yang runtut. Selama pelajaran, peserta didik tersebut suka menulis apa yang dikatakan pendidik/guru/dosen. Peserta didik Visual ini berbeda dengan peserta didik Auditori yang mengandalkan kemampuan untuk mendengar. Sedangkan peserta didik Kinestetik lebih suka belajar dengan cara terlibat langsung.  
Grinder (1991) dalam Siberman, Melvin L (2014:28)  menyatakan bahwa setiap 30 siswa, 22 diantaranya rata-rata dapat belajar dengan efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar yang berkombinasi antara visual, auditori, dan kinestetik. Namun sisanya sedemikian menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua lainnya, sehingga siswa tersebut harus berupaya keras untuk memahami pelajaran bila tidak ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan cara yang mereka sukai. 
Jika seorang anak menangkap informasi/materi sesuai dengan gaya belajarnya, maka tidak akan ada pelajaran yang sulit. Menurut Barbara Prashning dalam Chatib (2014:171) bahwa penyerapan informasi bergantung pada cara orang mengusahakannya. Dengan memberikan instruksi kepada anak-anak, kita melalui kekuatan gaya belajarnya, akan terlihat suatu perubahan sikap yang cepat dan tingkat keberhasilan yang tinggi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa karakteristik gaya belajar yang dimiliki peserta didik merupakan salah satu modalitas yang berpengaruh dalam pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasinya. Hal yang serupa, bila mahasiswa tersebut mengetahui karakteristik gaya belajarnya sendiri maka mahasiswa akan lebih muda memotivasi dirinya dalam pembelajaran. Hal serupa juga diungkapkan (Chatib, 2014:171) bahwa Gaya belajar anak seperti pintu pembuka. Setiap butir informasi yang masuk lewat pintu terbuka lebar, akan memudahkan anak memahami informasi itu. Pada Puncak pemahaman, informasi itu akan masuk ke memori jangka panjang dan tak terlupakan seumur hidup.
Adanya informasi terkait karakteristik gaya belajar mahasiswa  (terutama di awal pembelajaran) sangatlah bermanfaat dalam merancang satu pembelajaran sedemikian hingga sesuai dengan gaya belajar mahasiswa. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dosen/pendidik dalam memahamkan peserta didik terkait materi/informasi yang diberikan. Hal serupa dikatakan dalam bukunya Chatib, Munif (2014:100) bahwa jika strategi mengajar guru sama dengan gaya belajar siswa, maka tidak ada pelajaran yang sulit.
Sedangkan bagi mahasiswa (peserta didik) Jika mahasiswa mengetahui karakteristik gaya belajar dirinya, maka mahasiswa akan dengan mudah mempelajari dan menyerap informasi sesuai dengan gaya belajar mereka.



bab ii
gaya belajar visual


Memahami gaya belajar merupakan hal yang sangat penting baik bagi pengajar maupun pelajar. Banyak penelitian yang menbuktikan bahwa gaya belajra yang baik  mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar visual memiliki hubungan positif dengan prestasi melalui proses melihat, memandangi, atau mengamati objek belajarnya. Hal tersebut bertujuan untuk membantu siswa memusatkan perhatiannya untuk memahami materi yang dipelajarinya. Pemusatan perhatian terhadap objek yang dipelajari sangat penting agar siswa dapat memahami materi tersebut. Perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek (Arylien Ludji Bire, dkk, 2014)

Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. 
1.     Kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, 
2.     Memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, 
3.     Memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, 
4.     Memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, 
5.     Terlalu reaktif terhadap suara, 
6.     Sulit mengikuti anjuran secara lisan, 
7.     Seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :
1.     Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
2.     Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3.     Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
4.     Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
5.     Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
6.     Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
7.     Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu

Pembelajaran untuk Mahasiswa Visual
Menurut DePorter & Hernacki (2001), karakteristik perilaku individu cara belajar  Visual adalah sebagai berikut: 
1.     rapi dan teratur
2.     berbicara dengan cepat
3.     mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik
4.     teliti dan rinci 
5.     mementingkan penampilan
6.     lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar 
7.     mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual
8.     memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik
9.     biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang
belajar.
10.j.sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara tertulis)
11.merupakan pembaca yang cepat dan tekun
12.lebih suka membaca daripada dibacakan
13.dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada,
14.membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan.
15.jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama berbicara
16.lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
17.sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat "ya" atau "tidak’
18.lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/berceramah
19.lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada musik
20.seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan dalam
kata-kata  
Dengan demikian, maka beberapa karakteristik pembelajaran yang sesuai untuk mahasiswa yang sangat visual adalah sebagai berikut:
a.      dosen berdiri tenang saat menyajikan segmen informasi, dan bergeraklah perlahan di antara segmen tersebut
b.     beri dorongan pada mahasiswa untuk menggambarkan informasi, dengan membuat diagram, simbol dan gambar berwarna dalam catatan mahasiswa Visual
c.      adanya Tabel dan Grafik akan memperdalam pemahaman mahasiswa Visual .
d.     adanya pembuatan Peta pikiran/ peta konsep.
e.      gunakan bahasa simbol visual dalam presentasi dosen yang mewakili konsep kunci;
f.       membiasakan mahasiswa untuk mencatat kembali materi/informasi dengan menggunakan aneka warna/gambar yang menarik;
g.      perhatikan penerangan atau pencahayaan ruang saat belajar/pembelajaran berlangsung.
h.     gunakan media pembelajaran berupa Buku, majalah, Poster, Komputer/LCD, Kolase, Flow chart, Highlighting, kata kunci yang dipajang di sekeliling kelas, tulisan dengan warna menarik.


  

BAB III
PEMBAHASAN JURNAL


Terkait dengan gaya belajar kami akan membahas sebuah jurnal[1] yang cukup menarik. Secara umum jurnal ini mendukung terhadap teori pembelajaran visual. Penelitian tersebut, mencoba meneliti antara gaya belajar dan strategi belajar yang dilakukan mahasiswa khususnya dengan gaya belajar visual, dikaitkan dengan teori pembelajaran yang ada.
Sample yang diteliti adalah mahasiswa universitas terbuka yang menjalani program pendidikan jarak jauh. Menurut kami jika yang digunakan sample bukan hanya mahasiswa yang menjalani program jarak jauh hasilnya tentu akan lebih baik. Akan tetapi walau demikian penelitian ini cukup lengkap dalam meneliti faktor gaya belajar visual.
Secara singkat dapat kami simpulkan hasil dari penelitian tersebut perilaku yang terkait dengan gaya belajar antara lain:

1.     Pola Bicara
Dari data pada penelitian ini didapatkan bahwa mahasiswa Program Non-Pendas UPBJJUT Medan cenderung memiliki pola bicara berirama/sedang (76,5%) dan cara berbicara singkat tidak senang mendengarkan (66,3%). Ini sesuai dengan teori bahwa orang dengan gaya belajar visual tidak suka mendengarkan.

2.     Pola Mengingat
Dari data pada penelitian ini didapatkan bahwa cara mudah mengingat dan menghapal pada mahasiswa UPBJJ-UT Medan cenderung sama dengan mahasiswa UT umumnya, yaitu mudah mengingat melalui penjelasan dan diskusi, menghapal dengan cara membayangkannya. Cara menghapal mahasiswa UPBJJ-UT Medan konsisten  (sesuai dengan teori) dengan temuan bahwa mereka cenderung memiliki gaya belajar visual, namun cara mengingatnya ternyata cenderung dimiliki oleh pemilik gaya belajar auditorial. Pemilik gaya belajar visual secara teori mudah mengingat dengan membayangkan apa yang dibaca atau dipelajarinya. Saat mereka ingin mengingat apa yang pernah didengar atau dipelajarinya, dengan segera mereka membayangkan gambaran yang mereka simpan di “layar gambar”-nya. Proses ini mirip sekali dengan orang yang nonton film kemudian mengingat apa-apa yang ditontonnya itu, sehingga ia bisa mengobrolkan film itu dengan temannya. Proses memorisasi dilakukannya dengan meninjau ulang gambar dari film itu dan kemudian dengan mudahnya menceritakan untaian kisah film itu kepada orang lain (Wyman, 2007).

3.     Cara Belajar
Dari data pada penelitian ini didapatkan bahwa cara belajar mahasiswa dengan gaya visual di universitas terbuka adalah membaca. Hasil ini konsisten dengan temuan bahwa mahasiswa UPBJJ-UT Medan dan UT umumnya cenderung memiliki gaya belajar visual. Pemilik gaya belajar visual umumnya lebih suka membaca daripada mendengarkan atau menggunakan model atau praktek/praktikum.

4.     Cara Bekerja
Dari data pada penelitian ini didapatkan bahwa kemampuan dominan mahasiswa UPBJJ-UT Medan dalam mengerjakan pekerjaan cenderung sama dengan mahasiswa UT umumnya yaitu merencanakan dan mengatur kegiatan jangka panjang dengan baik. Sedangkan dalam hal cara mengerjakan pekerjaan, mahasiswa UPBJJ-UT Medan cenderung mencari tahu sambil bekerja (57,14%) yang merupakan ciri khas pemilik gaya belajar kinestetik. Sedangkan yang mencerminkan gaya belajar visual yaitu mengikuti petunjuk gambar dalam mengerjakan pekerjaan.

5.     Cara Berkomunikasi
Dari data pada penelitian ini terlihat bahwa cara berkomunikasi mahasiswa UPBJJ-UT Medan untuk mengetahui suasana hati seseorang cenderung sama dengan mahasiswa UT umumnya yaitu dominan dengan melihat ekspresi wajah. Hal ini sesuai dengan gaya belajar dominan mahasiswa UPBJJ-UT Medan yang cenderung visual.

6.     Kegiatan yang disukai
Dari data pada penelitian ini terlihat bahwa yang disukai mahasiswa UPBJJ-UT Medan yang berkaitan dengan kegiatan belajar  ternyata dominan kegiatan fisik dan berolah raga yang bukan merupakan kebiasaan gaya belajar visual. Pemilik gaya belajar visual umumnya menyukai kegiatan demonstrasi daripada pidato atau ceramah (Prayudi 2007, Putranti 2007). Seni yang disukai dan cara mengisi waktu luang mahasiswa UPBJJ-UT Medan juga bukan merupakan kegiatan yang biasanya disukai pemilik gaya belajar visual. Pemilik Gaya Belajar Visual lebih suka Seni (seni lukis, pahat, seni rupa) daripada musik (Prayudi, 2007). Akan tetapi pada penelitian tersebut mayoritas menyukai musik. Ini mungkin terkait dengan lingkungan.



BAB Iv
kesimpulan


Dari pembahasan yang telah diuraikan terkait dengan gaya belajar baik secara teori maupun dikaitkan dengan jurnal penelitian yang ada dapat disimpulkan bahwa memahami gaya belajar sangtalah penting. Tiap individu memiliki gaya belajar yang mungkin berbeda. Dengan mengenali gaya belajar masing-masing akan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Selain itu, gaya belajar juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa[2].
Dengan mengenali gaya belajar yang dimiliki, maka diharapkan seseorang mengetahui strategi belajar yang tepat. Dengan demikian ia akan belajar secera efektif dengan hasil yang maksimal. Selain itu sebagai perawat ini sangta berguna ketika akan memberikan edukasi kepada pasien atau keluarga. Dengan mengetahui konsep gaya belajar, maka perawat dapat menentukan cara penyampaian pendidikan kesehatan ataupun media yang dipergunakan secara tepat.






















[1] GAYA BELAJAR DAN STRATEGI BELAJAR MAHASISWA 
UNIVERSITAS TERBUKA UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH MEDAN
 Sondang P. Pakpahan (sondangp@ut.ac.id)
UPBJJ-UT Medan, Jl. Peratun No. 1 Medan Estate, Medan 20371
Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 12, Nomor 1, Maret 2011, 49-65   
[2] PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH BIOLOGI UMUM 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI  UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Tanta
Lecturer at Cenderawasih University
KREATIF Jurnal Kependidikan Dasar
Volume 1, Nomor 1, September 2010


EmoticonEmoticon