PENYAKIT JANTUNG KORONER [PJK] DENGAN OBESITAS
DI KELURAHAN KEBON KALAPA, BOGOR
2014
Latar Belakang
Masalah obesitas telah menjadi pandemik global di seluruh dunia
dan dinyatakan oleh WHO sebagai masalah kesehatan kronis terbesar pada orang
dewasa. Prevalensi Obesitas meningkat pada orang dewasa dan anak (WHO, 2002). Data
Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas nasional berdasarkan IMT
pada kelompok umur = 15 tahun sebesar 10, 3% dengan rincian pada laki-laki
sebesar 13,9% dan perempuan sebesar 23,8%. Sedangkan prevalensi obesitas
sentral pada penduduk umur = 15 tahun sebesar 18,8% (Badan Litbangkes, 2007).
Prevalensi ini meningkat pada Riskesdas 2010 obesitas untuk kelompok umur >
18 tahun sebesar 11,7% dengan rincian pada laki-laki sebesar 16,3% dan
perempuan sebesar 26,9% (Badan
Litbangkes, 2010). Sementara itu Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi obesitas
nasional berdasarkan IMT pada kelompok umur
= 18 tahun sebesar 13,2% dengan rincian pada lakilaki sebesar 19,7% dan
perempuan sebesar 32,9% (Badan Litbangkes, 2013).
Risiko PJK pada penderita
hipertensi akan meningkat apabila hipertensi disertai satu atau lebih faktor
risiko PJK lain (Santoso, 1991). Faktor risiko PTM utama, satu sama lain
diketahui saling berkaitan dalam menyebabkan penyakit jantung, diabetes
melitus, kanker, PPOK dan strok (Bonita, 2001). Dalam hal PJK faktor risiko
tersebut antara lain faktor risiko yang tak dapat/sulit diubah (umur, jenis
kelamin dan faktor genetik), faktor risiko perilaku yang dapat diubah (diet
yang salah, merokok, konsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik), dan faktor
risikobiologis/fisik yang dikenal dengan sindrom metabolik (hiperkolesterolemia,
hiperglikemia, hipertensi, dan
obesitas).
Individu dengan obesitas
memiliki peningkatan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan gangguan
metabolik seperti penyakit jantung koroner, aterosklerosis, hipertensi,
dislipidemia, diabetes dan gagal jantung (Wilson PW, 2002). Obesitas
diklasifikasikan oleh American heart association (AHA) sebagai faktor
risiko modifikasi mayor untuk penyakit jantung koroner pada tahun 1988 (Krauss
RM, 2012). Hasil review penelitian WHO membuktikan bahwa terdapat hubungan erat
antara obesitas dan faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti diabetes
mellitus tipe II, dislipidemia, hipertensi dan penyakit jantung koroner (WHO,
2000)
Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor determinan
obesitas pada PJK yaitu faktor sosiodemografi, faktor risiko perilaku, dan
hasil pemeriksaan darah dikaitkan dengan obesitas pada PJK. Analisis akhir
secara khusus menghasilkan model prediksi obesitas pada PJK dengan analisis
regresi logistik.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian prospektif dengan desain penelitian potong lintang (cross
sectional) yang merupakan analisis
lanjut dari sub set data kohort Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dilakukan
oleh Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan di kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah, kota
Bogor.
Populasi adalah seluruh
responden penelitian kohor Penyakit Tidak menular di Kebon Kalapa, Kota Bogor
yaitu sebanyak 2361. Sampel diambil dari sumber data skrining responden tahun
2011 dan telah dilakukan pemantauan selama dua tahun dan pemeriksaan evaluasi
tahun 2013 data yang lengkap bisa dianalisis menjadi N = 1557. Responden
tersebut dipilih yang menderita PJK berdasarkan pemeriksaan EKG (tahun 2013)
dan mengalami obesitas (IMT > 25 cm atau LP > 80 cm pada perempuan dan 90
cm pada laki-laki) sehingga hasilnya menjadi 1079 responden sebagai sampel
penelitian.
HASIL
Karakteristik responden berdasarkan hasil analisis cross tabulasi
antara sosio demografi dan PJK dengan obesitas menggunakan uji Chi square memperlihatkan:
1. Berdasarkan kelompok umur makin tua umur responden maka
makin tinggi prevalensi PJK dengan obesitas.
2. Prevalensi PJK dengan obesitas lebih tinggi pada perempuan
(65,7%) dibandingkan laki-laki (38%).
3. Berdasarkan kategori merokok
a.
Kelompok bukan perokok
sebesar 64,5% obesitas dan PJK
b.
Perokok berat hampir 50%
dan uji statistiknya tidak bermakna (p = 0,030).
4. Aktivitas fisik terbanyak kategori kurang sebesar 56,9%
namun hasil uji statistik tidak bermakna
(p = 0,73).
5. Berdasarkan gangguan emosional ternyata prevalensi PJK
dengan obesitas sangat tinggi (63,6%).
6. kasus hipertensi pada penderita PJK dengan obesitas yaitu
sebesar 71.2%.
7. Pada kolesterol baik yang total, dan LDL prevalensi
tertinggi pada kelompok berisiko.
8. Hipertensi memberikan risiko 1,82 kali.
9. LDL akan memberikan risiko 1,66 kali.
10. HDL akan memberikan risiko 1,66 kali .
11. Trigliserida tinggi akan memberikan risiko 1,5 .
Dapat disimpulkan bahwa variasi kejadian PJK dan obesitas
dipengaruhi oleh jenis kelamin, hipertensi, gula darah 2 jam PP, LDL, HDL dan
Trigliserida.
kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kelompok masyarakat
yang berumur tua, berjenis kelamin perempuan, status perkawinan cerai,
pekerjaan ibu rumah tangga, berpendidikan tinggi dan sosial ekonomi tinggi akan
mempunyai risiko PJK.
Faktor risiko perilaku pada PJK dengan obesitas adalah
responden yang memiliki gangguan emosional yang tinggi, hipertensi, kadar gula
darah puasa tinggi, dua jam paska pembebanan glukosa tinggi, kolesterol total
tinggi, HDL rendah dan LDL tinggi mempunyai risiko untuk mendapatkan PJK dengan
obesitas. Hasil analisis mutivariate
menunjukkan bahwa hanya hipertensi, LDL, HDL, Trigliserida yang memberikan
risiko PJK dengan obesitas dan probabilitasnya sebesar 64,84 persen, artinya responden yang memiliki
riwayat hipertensi, LDL tinggi dan HDL rendah serta trigliserida tinggi akan
mendapatkan kemungkinan sebesar 64,84 persen untuk mendapatkan PJK dengan
obesitas.
[1] Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI,
Jl. Percetakan Negara 23A Jakarta
[2]
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Litbang
Kesehatan, Kemenkes RI, Jl. Percetakan Negara 29 JakartaAlamat Korenpondensi:
rustikaherman@yahoo.co.id; rustika@litbang.depkes.go.id
Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 17 No. 4 Oktober 2014: 385–393
EmoticonEmoticon